Mar 19, 2008

Kapal Perang


Jika saja kopi kapal api tidak ada sejak jaman kakek kita, pokoknya tidak pernah ada kopi yang bermerak kapal api dan tiba-tiba di TV di jaman kita sekarang keluar sebuah merek kopi dengan nama kapal api, apa kira-kira yang terbayang di benak anda? Atau gini deh bagaimana tiba-tiba muncul merek baru di industri kopi dengan merek kapal perang, nah ada yang terpikir oleh anda?

Ha...ha tentu saja terdengar aeh dan menggelikan, mungkin banyak orang akan berkomentar kok namanya ga relevan yah buat nama sebuah merek kopi, kok namanya aneh yah, kok namanya ga komersil banget yah dan kok kok lainnya. Inilah sulitnya membangun sebuah merek di jaman sekarang ini, dahulu ketika ilmu mengenai branding belum banyak diaplikasikan oleh pemasar-pemasar dahulu, memberi nama untuk sebuah produk sepertinya jauh lebih mudah asal konsistensi iklan dan eksistensi produknya bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama di pasar, coba saja perhatikan kopi kapal api, gudang garam, cap lang dan sebagainya. Bayangkan gudang garam baru dimunculkan sekarang, atau muncul nama baru dengan dalam industri rokok dengan merek gudang peluru, ha.......ha saya tidak bisa membayangkan bagaimana tanggapan masyarakat mengenai merek tersebut, merek club bola arsenal kali yah he.....he.

Ada beberapa hal yang penting dalam melakukan pemilihan nama sebuah merek ktetika kita ingin memberikan sebuah nama pada produk kita, pertama mudah diingat dan cukup singkat untuk diucapkan. Sony, Canon, Microsoft, Matahari, Kijang merupakan contoh-contoh nama yang gampang diingat dan singkat untuk diucapkan oleh semua orang. Pemilihan nama yang njelimet, ribet ataupun terkesan cangih malah serta panjang dan memerlukan effort untuk diingat akan membuat nama merek tersebut dapat dilupakan atau malas untuk diingat. Apa impilikasinya? salah satu yang terpenting adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperkenalkan merek tersebut di target market perusahaan, dengan nama yang mudah diingat dan gampang diucapkan akan membuat merek tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk membangun awareness merek tersebut. coba saja bayangkan nama merek Holajulu huluholu misalnya? baca satu kali atau beberapa kali, kemudian besok ketika anda bangun tidur coba ingat dan ucapkan kembali merek tersebut? saya jamin anda pasti lupa.Yah kecuali tingkat iq kita memang sangat tinggi, ini sih lain cerita.

Kedua, relevan. Pemilihan nama merek saat ini seperti yang sudah saya ceritakan diatas tidaklah semuda jaman kemerdekaan dan kakek kita dahulu dimana merek-merek yang ada masih terhitung cukup sedikit dan media promosi yang tersedia juga masih terbatas. Namun sekarang, dimana ratusan bahkan ribuan merek yang beredar dan mengisi ratusan jenis media yang tersedia dengan tingkat kuantitas dan kualitas yang sangat tinggi, memilih nama yang tidak relevan dengan indsutri yang dimasuki jelas merupakan tindakan yang tidak strategis. Anda akan mengeluarkan extra waktu dan extra biaya untuk membangun awareness merek Anda, yah jika produk Anda memang memiliki product value dan differensiasi yang unik sehingga banyak dicari dan dibeli, jika tidak? sudah jatuh tertimpa tangga pula.

ketiga, komersil. sekarang bayangkan kita ingin membuka toko bunga, nama mana yang lebih komersil dan laku untuk dijual, anastasia atau juminten? Nah sekarang mau bukan warung tegal di dekat kampus, kantin bu juminten atau kantin bu anastasia yang lebih komersil untuk warung tegal? ha....ha tentu saja kita mengetahui jawabnnya, di sini kita bisa mengambil kesimpulan dengan kata komersil ini bahwa sifat katanya (komersil) adalah relatif tergantung pasar mana yang kita ingin masuki. Kantin bu anastasia jelas-jelas tidak akan komersil dipilih sebagai nama warung tegal karena perseps masyarakat yang terbentuk jika warung yah namanya mbok yah "warung".

keempat, tidak punya makna, jikapun ada memiliki korelasi yang positif dengan maknanya. Sebetulnya hal ini cukup tergantung dengan budget dan komitmen perusahaan dalam mengembangkan mereknya. Nama Sony sebelum ditemukan oleh akio moritta tidaklah berarti apa-apa dan bahkan tidak ada di dalam kamus bahasa jepang maupun inggris jika tidak salah. Kemudian akio moriita memakai nama tersebut, membangun nama tersebut, memberinya makna dan nilai lewat produk-produknya, inovasi dan sebagainya sehingga jadilah nama Sony demikian besarnya saat ini. Ini Sony, namun jika perusahaan masih ragu dengan komitmen jangka panjangnya, memiliki dana yang kecil dan kapabilitas yang kurang dan atau ingin cepat-cepat melakukan penetrasi pasar sebaiknya memiliki nama merek yang punya relevansi dengan pasar yang dimasuki, misalnya Bakso Malang Karapitan, Ayam Goreng Suharti dan sebagainya, jangan sekali-kali memiliki nama seperti kopi kapal api. Nama-nama tersebut, jelas langsung memiliki asosiasi yang tepat dan sesuai dengan industrinya masing-masing dan perusahaan tidak perlu bersusah payah menghabiskan tenaga dan biayanya untuk membangun mereknya dalam waktu lama. yah tetap sajah diperlukan komunikasi untuk memperkenalkan merek tersebut namun khan simple Ayam Goreng Suharti, oh jual ayam, Bakso Malang karapitan, oh jual bakso bukan jual mobil gitu. Jika Anda sekarang bisa mengasosiakan kapal api dengan kopi, yah itu tadi karena komitmen membangun mereknya sudah sangat lama, coba kalo saya sebut kapal perang atau gudang peluru. apa yang Anda pikirkan?

Kelima, menarik dan membuat orang penasaran. Hal ini berhubugan dengan pemiliha kosakata dalam membuat sebuah nama merek. Teknik-teknik penggabungan kata atau pemilihan kosakata yang kurang lazim tapi menarik sangat penting ketika kita membuat sebuah nama merek. Creasion misalnya, nama ini merupakan penggabungan dua kata yaitu creativity dan vision, tidak memiliki aturan kosakata yang lazim dan tidak terdapat di kamus sehingga cukup banyak yang bertanya mengenai makna dari nama tersebut namun masih relevan dengan industri branding dan kreatif, He...he promosi nama sendiri, hanya memberi contoh ajah kok.
Ada banyak lagi tentunya yang harus diperhatikan dalam memberi sebuah nama bagi produk perusahaan, namun intinya perusahaan harus mempelajari dulu competitive setting pasar dan industrinya sehingga dengan data dan informasi tersebut perusahaan dapat membuat sebuah nama yang memiliki nilai baik itu dari namanya maupun hasil yang kelak akan dicapai oleh nama tersebut.

No comments: