Dec 11, 2012

Postmart, We’ll See


Masih ingat sejak masih kecil kegiatan menulis dan mengirim surat merupakan salah satu aktifitas yang paling sering dilakukan, sampai pada akhirnya kemajuan teknologi dan sistem informasi yang sedikit demi sedikit membuat perputaran aktifitas surat menyurat semakin “keropos”. Kenapa tidak? karena kini seseorang yang ingin menyampaikan sesuatu cukup mengirimkannya lewat sms, email, social media, telpon, dan banyak hal lainnya yang dinilai lebih cepat dan praktis.

Menurut saya pribadi mungkin dari waktu ke waktu perputaran bisnis di industri jasa pengiriman surat atau paket ini lambat laun menurun, karena seperti yang sudah saya singgung selain pengaruh dari perkembangan teknologi dan sistem informasi PT. Pos juga harus bersaing head to head dengan kompetitor lainnya yang menawarkan jasa serupa. Walaupun saya tidak mengikuti secara mendalam, namun yang saya ketahui bisnis jasa ini berkembang dan berinovasi dari hanya mengirimkan surat, paket, atau wesel, mulai berkembang menjadi jasa pembayaran telepon, listrik, bahkan sampai kredit motor, dan sampai pada akhirnya beberapa waktu lalu saya sempat membaca sebuah berita di majalah mengenai PT. Pos yang terjun ke bisnis Retail melalui Postmart.


Postmart, apa itu? apakah sebuah brand baru atau produk baru dari PT. Pos, setelah saya membaca, Postmart merupakan “perkawinan” antara jasa pengiriman pos (surat, paket, wesel, etc) dengan minimarket (penjualan barang kebutuhan sehari-hari). Kini seseorang yang hendak mengirimkan surat sebut saja tidak perlu datang ke kantor pos, cukup datang ke gerai Postmart karena mereka menawarkan jasa yang sama sekaligus menjual kebutuhan sehari-hari.

More Service = More Value
Jika sebelumnya pelayanan pos hanya bisa dilayani terbatas di kantor pos yang hanya beroperasi selama office hour (08.00 s.d 15.00), kini dengan adanya Postmart jam layanan pos untuk masyarakat menjadi 24 jam. Hal ini menjadi nilai value bagi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu luang khususnya yang disibukan oleh pekerjaan kini menjadi terbantu dengan adanya solusi pelayanan 24 jam khusus di jaringan Postmart milik PT. Pos, walaupun memang untuk saat keberadaan Postmart masih terbatas di beberapa titik saja.

Upaya costumer service yang dicanangkan PT. Pos melalui Postmart ini nampaknya tidak main-main, karena saya juga sempat membaca bahwa untuk kedepannya Postmart ini akan mengadakan program “home delivery” dimana konsumen yang tidak ada waktu luang untuk kirim surat atau berbelanja kebutuhan sehari-hari cukup melakukan pemesanan via telepon dan petugas Postmart akan mengirimkannya langsung kerumah konsumen.

New Place = Market Share
Ketika seseorang hendak mengirimkan surat, paket, atau membayar berbagai tagihan sebelumnya harus pergi ke kantor pos, kini dengan adanya Postmart  memiliki alternatif lain yang dinilai lebih flexible dalam hal waktu. Dengan demikian untuk kedepannya saya kira Postmart yang akan juga dikembangkan di beberapa titik ini secara tidak langsung bisa menjadi perpanjangan tangan dari PT. Pos khususnya dalam merangkul market share yang lebih besar dan luas. Menurut saya pribadi dengan adanya ancaman dari perkembangan juga penetrasi Social Media dan Gadget mengharuskan PT. Pos harus aktif menjemput bola yang dalam hal ini saya analogikan sebagai upaya memperluas jaringan dan menambah jam pelayanan.

Up Selling = More Income
Selain jasa pos yang sudah saya sebutkan sebelumnya (pengiriman surat, paket, atau pembayaran tagihan), melalui Postmart ini PT. Pos juga melakukan penjualan produk-produk kebutuhan pokok masyarakat seperti salah satunya pasta gigi dan sabun. Konsep Postmart memang penggabungan antara kantor pos yang melayani jasa pengiriman surat dan minimart yang memang menjual berbagai keperluan sehari-hari.

Secara umum memang tidak ada benang merah antara jasa pos dengan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari, namun jika kita fokus pada konteks lain bisnis retail ini menjadi upaya bagi PT. Pos untuk “meraup rupiah” terlebih karena biasanya bisnis retail selain menjual barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan masyarakat juga biasanya menjual produk-produk yang sifatnya saling berhubungan “up sell”.

Grab Partner = Large Coverage
Postmart rencananya tidak hanya dikembangan di titik-titik dimana terdapat kantor  PT. Pos saja, namun juga beberapa di beberapa titik PT. Pos melakukan kerjasama dengan gerai-gerai retail minimarket yang memiliki retailer di seluruh Indonesia. Upaya ini tentu saja merupakan upaya yang cukup positif khususnya dalam memperlebar jangkauan penjualan dengan oprasional cost yang saya nilai lebih minim dibandingkan harus membangun minimarket tersebut sendiri.

Bagaimana respon konsumen  terhadap layanan Postmart ini, we’ll see.

No comments: