Oct 22, 2012

4 Inspirasi Bisnis Bebek Garang


Beberapa hari lalu, saya berbincang-bincang dengan seorang pengusaha kuliner besar di Bandung bernama Ali Bagus, pemilik restoran Bebek Garang. Yang kami bicarakan bukan hanya jenis aspek kuliner yang dihasilkan, tetapi juga cara sang pemilik restoran  menjalankan usaha kulinernya sehingga menghasilkan jenis aspek kuliner yang sekarang dikenal oleh masyarakat banyak.

Restoran Bebek Garang sudah berdiri sekitar hampir 5 tahun. Dan Ali tidak melalui cara-cara instan untuk mencapai semua itu. Banyak hal yang ia terapkan untuk meraih tujuannya. Berdasarkan pengalaman pemilik sekaligus pengelola restoran tersebut, beberapa strategi yang Beliau lakukan diantaranya adalah:

1. Set a Mind of an Entrepreneur
Strategi ini memang terlalu lumrah untuk dibahas. Tapi pada kenyataannya memang strategi inilah yang paling kuat diantara strategi lainnya. Menjadi pengusaha menurut Ali adalah menjadi orang yang siap rugi. Bagaimana bisa. Tujuan menjadi pengusaha adalah untuk mendapatkan profit yang besar, mengapa menjadi pengusaha adalah menjadi orang yang siap rugi?


Unik memang. “Belum siap rugi, jangan berniat jadi pengusaha”, begitu kata pemiliki restoran Bebek Garang.  Menjadi pengusaha adalah menjadi orang yang siap berjuang diantara kemungkinan-kemungkinan yang ada. Hidup memang mengenai kemungkinan. Kemungkinan menang memang ada. Kemungkinan kalahpun ada. Meskipun barang yang diproduksi sangat bagus dan sempurna dan konsep strategi penjualan yang dilakukan sudah sangat menarik, bukan berarti usaha yang dijalankan tidak mungkin gagal dan rugi.

Maka dari itu, kunci terpenting dari semua strategi adalah untuk jangan pantang menyerah. “Pada saat saya menjalankan restoran ini, satu setengah tahun saya tidak menghasilkan profit sama sekali. Bayangkan jika saya menyerah pada hari ke satu tahun enam bulan lewat satu hari, saya tidak akan bisa seperti sekarang ini memiliki 5 cabang di Bandung dan dikenal banyak orang”, tutur pemilik Ali. Jadi,pertanyaan untuk calon pengusaha, apakah kalian sudah siap rugi?

2. Manfaatkan Social Media (Twitter)
Pemasaran dari mulut ke mulut masih dipercaya lebih efektif daripada pemasaran melalui media-media elektronik seperti tv atau radio atau media-media tertulis lainnya. Disini, saya posisikan pemasaran melalui Twitter sebagai pemasaran bentuk dari mulut ke mulut. Ya.. Twitter memang masih merupakan suatu media tertulis.

Namun karena tidak sedikit orang yang mengungkapkan perasaannya ke Twitter, posisi Twitter disini lebih cenderung bersifat pendapat atau kesan pembeli. Dengan menyebarkan kesan positif melalui kualitas produk yang kalian hasilkan, mereka akan memberikan pendapat positif mereka dan menuliskannya di akun Twitter mereka. Dengan hasil tersebut, setidaknya produk kita akan dikenal oleh beberapa orang. Sisanya, kita harus tetap gerilya menyebarkan informasi mengenai produk kalian. Ali yang akun twitter restorannya memiliki jumlah followers sekitar 3000 lebih merasa sangat bersyukur dengan hadirnya twitter sebagai salah satu media pemasarannya.

3. Membuat Suatu Komunitas
Jangan anggap remeh kekuatan suatu brand, bahkan brand kecil sekalipun. Atau jika brand kita masih merupakan brand kecil, jangan merasa tidak percaya diri. Bergabung dengan brand-brand lain dan membentuk suatu komunitas yang senada dengan konsep usaha kalian akan membuat nama brand kita enjadi lebih hidup.

Dengan mendirikan suatu komunitas, selain kita bisa saling bertukar ilmu, kita juga bisa sama-sama besar karena kekuatan kalian dengan anggota-anggota di komunitas tersebut bersatu menjadi satu; sebuah kesatuan. Hal inilah yang dilakukan Ali, pemilik restoran besar di Bandung ini. Ia menjadi anggota dari komunitas kuliner Bandung bernama SIndikat Kuliner dan berkontribusi menjadi salah satu pengurus di komunitas tersebut.

Ali bergabung dengan brand atau restoran besar lainnya di Bandung seperti Bober CafĂ©, JnC Cookies, Redsdipo Warung Bawal, Kuma Ramen, dan lain-lain. Ia merasakan banyak manfaat dengan bergabung di dalam suatu komunitas. Dengan terbentuknya suatu komunitas yang senada dengan usaha yang sedang kita jalankan, kita akan dengan sangat mudah mendapatkan dukungan, baik materi ataupun non-materi, dari pihak-pihak pemerintah karena kekuatan kita akan menjadi besar  di mata masyarakat.

4. Perbanyak Networking
Pada saatkita mendengar kata ‘meeting’, mungkin yang pertama kali muncul di pikiran kita adalah: pulang telat, makan waktu yang lama, membosankan, mengantuk, dan sia-sia. Yaa.. Itu hanya bagi orang yang menganggap bahwa meeting itu tidak bermanfaat sama sekali. Cobalah tanam dari diri kita bahwa meeting itu menyenangkan.

Yang saya bahas disini bukan hanya meeting internal, namun meeting dengan orang-orang baru yang ingin sekedar berdiskusi dengan kita  Ada yang kita tidak tahu dari apa yang sebenarnya bisa kita dapat dari menghadiri meeting. Orang yang membuat janji untuk bertemu dengan kita mungkin tidak selalu orang yang kalian kenal.

Namun terkadang meeting dengan orang yang belum dikenal terasa membosankan daripada orang yang dikenal. Tapi apakah kita tahu? Apa yang kita iskusi dengan orang yang kita kenal mungkin saja akan mendapatkan keuntungan tentang apa yang sudah kita dapatkan. Jika kita bertemu dengan orang baru, maka kesempatan kita mendapatkan hal-hal baru justru lebih besar daripada kita bertemu dengan orang-orang lama. Jangan remehkan orang-orang yang ingin sekedar bertemu dengan kita  Siapa sangka dia adalah orang berada yang tadinya tidak berniat menginvestasikan hartanya menjadi berniat menginvestikan hartanya setelah berdiskusi dengan kita.

Nah demikian sharing singkat saya dengan Ali, semoga bisa menjadi input yang berguna untuk kita dalam membangun bisnis ke depannya.

Creative Sales Behavior

No comments: