Sep 3, 2012

10 Tips Tingkatkan Penjualan Melalui Manajemen SDM


Beberapa waktu lalu tepatnya saya pergi ke sebuah outlet elektronik di kawasan jalan ABC Bandung bermaksud untuk mencari sebuah mesin cuci dan sebuah kulkas, masuk kedalam sebuah pertokoan yang cukup memiliki varian produk elektronik yang dinilai sangat lengkap saya disambut oleh seorang sales wanita yang langsung menawarkan bantuannya dalam mencarikan produk elektronik yang saya inginkan. Sales wanita itu berusaha meyakinkan saya dengan kualitas sebuah merk mesin cuci yang hemat energi namun dengan postur yang kurang meyakinkan dan lack of product knowledge sehingga apa yang dia sampaikan tidak sesuai dengan apa yang saya amati.

Berusaha menjauh dari sales wanita tersebut saya kembali disambut oleh sales pria yang menurut saya lebih meyakinkan pada saat menawarkan dan menjelaskan kelebihan dari masing-masing merk mesin cuci yang saya amati, bisa dibilang sales ini memiliki product knowledge yang lebih baik dibandingkan dengan sales wanita sebelumnya. Singkat cerita saya pada akhirnya memutuskan untuk membeli sebuah mesin cuci, nah setelah dibuatkan invoice pemesanan dan pembayaran oleh sales tersebut saya bermaksud melanjutkan pencarian sebuah kulkas bersama sales tadi, namun apa yang terjadi? entah kenapa sales tadi tiba-tiba hilang dari pandangan saya dan yang membuat saya tidak nyaman adalah invoice pemesanan dan pembayaran barang tersebut tergeletak begitu saja.


Sedikit jengkel atas perlakuan sales tersebut saya mengambil invoice pemesanan dan pembayaran tersebut sambil melanjutkan pencarian kulkas, sampai akhirnya saya dihadapkan dengan sales pria lainnya. Singkatnya sales ketiga ini selain lebih meyakinkan dan memiliki product knowledge yang saya nilai cukup baik, juga memiliki pelayanan (service) yang sangat memuaskan dalam hal ini adalah dia menawarkan membuatkan invoice baru pemesanan dan pembayaran dari kedua barang yang saya beli, selain itu dia juga menawarkan diri untuk mengantarkan saya ke meja kasir untuk pembayaran.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami ini, saya terlintas untuk menulis bagaimana upaya meningkatkan potensi bisnis kita dengan memaksimalkan sumber daya alam (karyawan) yang kita miliki. Saya yakin bahwa karyawan merupakan bagian dari sebuah bisnis, karyawan merupakan perpanjangan tangan dari bisnis kita karena mereka yang kemungkinan akan terjun secara langsung berinteraksi dengan konsumen. Bayangkan apa yang terjadi terhadap bisnis Anda jika kedua sales awal yang saya temui melayani konsumen seperti apa yang saya alami, disatu sisi bayangkan apa yang terjadi jika sales terakhir yang memiliki pelayanan baik melayani konsumen Anda? Nah tanpa panjang lebar saya ingin share sedikit mengenai 10 kunci bisnis sukses dengan memaksimalkan potensi dari sumber daya alam yang kita miliki.

1. Quality Not Quantity
Faktor pertama yang harus diperhatikan dalam meraih sukses bisnis dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusia adalah mencari SDM yang unggul (performa baik), performa SDM yang unggul ini bisa berpengaruh terhadap kinerja mereka menjadi lebih efektif dan efisien (output). SDM berkualitas dapat meminimalisir jumlah tenaga yang kita butuhkan, dengan demikian cost oprasional SDM bisa ditekan dan dimaksimalkan untuk alokasi pengembangan SDM atau misalkan pemasaran, walaupun memang untuk beberapa konteks bisnis (example : mass production) kuantitas SDM lebih dipentingkan daripada faktor kualitas.

2. Right Man On Right Place
Faktor kuantitas dan kualitas tidak menjadi jaminan bagi sebuah bisnis untuk berkembang, sebut saja kita memiliki SDM yang unggul namun kita menempatkannya di posisi yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki alhasil output yang dihasilkan kurang begitu efektif dan efisien. Sebagai sebuah bisnis yang ingin berkembang selain harus memiliki SDM yang berkualitas kita juga harus bisa menempatkannya sesuai dengan kompentensi yang dimiliki sehingga performa kerjanya akan menjadi lebih maksimal.

3. Trust
Faktor yang seringkali sulit untuk dilakukan oleh beberapa pemilik bisnis pada umumnya dikarenakan faktor ini merupakan faktor yang sifatnya sangat pribadi yang terkadang bisa menjadi bumerang memberikan dampak berlawanan. Kepercayaan biasanya diberikan jika seseorang sudah bekerja cukup lama dalam sebuah bisnis, namun tidak ada salahnya jika kita memberikan kepercayaan kepada karyawan yang bekerja pada kita. Nah permasalahannya terkadang kita suka memberikan kepercayaan tanpa dikontrol, kepercayaan harus diberikan sesuai dengan porsinya dalam hal ini adalah kita memberikan kepercayaan kepada karyawan namun kita tidak melepasnya begitu saja akan tetapi tetap mendampingin (control) walaupun secara tidak langsung. Kepercayaan bagi seorang karyawan  bisa membuatnya merasa memiliki dan akan tumbuh tanggung jawab dari dalam dirinya dikarenakan dia diberikan kepercayaan, selain itu adalah faktor loyalitas terhadapa bisnis kita bisa terbangun melalui sebuah kepercayaan.

4. Standard Oprational Procedure
Sebuah bisnis akan berkembang pesat jika SDM yang mereka miliki memiliki job deskription yang jelas dan spesifik sesuai dengan divisi masing-masing, kejelasan ini biasanya dirangkum dalam bentuk Standard Oprasional Procedure (S.O.P) yang didalamnya berisi mengenai apa job deskription dari masing-masing SDM meliputi tugas harian, sistem kerja, sistem report & evaluasi, target kerja, program training, etc. Dengan adanya SOP yang jelas maka SDM yang berkeja sudah tahu apa yang harus mereka kerjakan dikarenakan mereka sudah diberikan sistem kerja yang jelas dan spesifik.

5. Product Knowledge
Bekali karyawan yang kita miliki mengenai produk yang kita jual supaya karyawan kita mengetahui dengan jelas apa produk yang dijualnya, product knowledge ini bisa berdampak pada penjualan? seorang sales yang sukses bukan dikarenakan faktor komunikasi dan persuasifnya saja namun juga faktor product knowledge dimana mereka menguasai secara menyeluruh mengenai produk yang mereka jual dengan demikian mereka terlihat lebih meyakinkan saat menawarkan kepada konsumen. Apakah Anda ingin memiliki karyawan yang tidak bisa menjawab keunggulan produk Anda jika ditanya? Saya kira jawabannya tidak.

6. Key Performance Indicator
Dalam hal bisnis karyawan harus senantiasa diberikan target kerja (key performance indiocator) yang jelas supaya kita bisa meninjau sejauh mana kinerja dan perkembangan dari SDM yang kita miliki. Dengan demikian kita bisa mengetahui mana SDM yang memiliki performa rendah atau mana yang memiliki performa kerja tinggi, hal ini bisa berkaitan dengan sistem pergantian SDM atau promosi.

7. Reward & Punishment
Karyawan yang diberikan target kerja juga harus disertai dengan Reward & Punishment yang jelas. Punishment disini ditujukan untuk menjaga supaya SDM yang kita miliki bekerja tetap pada jalur yang sudah disetting “keep on track”, punishment juga bisa menjadi faktor motivasi bagi karyawan supaya bekerja lebih maksimal jika tidak ingin mendapatkan punishment. Begitupun dengan reward dalam hal ini juga menjadi motivasi lebih bagi karyawan yang ingin mendapatkan bonus (insentif) lebih dari hasil kerjanya jika memenuhi target yang telah ditentukan.

8. Training & Development
SDM berkualitas akan menjadi lebih berkualitas jika diberikan peluang untuk berkembang lebih baik melalui program training & development, begitu juga SDM yang kurang berkualitas bisa berpeluang menjadi berkualitas. Program training & development seringkali terlupakan oleh para pemilik bisnis, padahal hal ini merupakan bagian dari kesuksesan bisnis kita, kembali pada pernyataan sebelumnya SDM berkualitas akan memiliki performa lebih efektif dan efisien, dengan demikian program training & development ini akan lebih baik diselenggarakan secara berkala.

9 Backup Team
Tugas Backup Team bukan hanya menjadi tanggung jawab karyawan atau staff supervisor Anda, pemilik bisnis yang sukses juga harus mau menjadi backup team bagi karyawan dan bisnisnya, backup team disini dimaksudkan sebagai pihak ketiga yang siap sedia menangani apa yang terjadi di lapangan khususnya untuk hal-hal yang sifatnya urgent kita harus bisa memberikan keputusan yang tepat dan cepat sehingga tidak menjadi permasalahan yang berlarut-larut.

10. Controling & Evaluation
Proses controling dan evaluasi merupakan faktor terakhir yang harus senatiasa dilakukan oleh para pemilik bisnis, selain terjun dalam hal mengontrol kerja karyawan baik secara langsung atau lewat report tertulis dari supervisor, melalui controling kita bisa mengetahui kinerja karyawan supaya tetap dalam performa puncak. Evaluasi diperuntukan untuk proses pengambilan sikap dan penentuan langkah selanjutnya (next steps), misalkan berdasarkan hasil evaluasi apakah diperlukan pembenahan sistem kerja, penambahan atau pengurangan target kerja, penambahan SDM, atau training tambahan.

sumber gambar: en.scannabar.com

Creative Sales #3 

No comments: