Ask: “Why you eating a mint baby?”
Answer: “So, I can kiss you on a face”
Dua kalimat di atas adalah kata-kata pembuka pada sebuah video campaign “National Day” yang dibuat oleh Pemerintah Singapura yang bekerja sama dengan produk permen Mentos.
Angka kelahiran yang terus menurun di Singapura (fenomena ini dilihat dari “Angkatan baby-boomer” yang sudah berusia diatas 65 tahun, dan kecenderungan untuk tidak menikah di usia 31-34 tahun), membuat pemerintah Singapura “memutar otak” untuk melakukan beberapa upaya dan program untuk membuat penduduk yang sudah menikah untuk memiliki anak (dalam konteks creative sales kami sebut: conversion) atau memilki anak lebih banyak (istilah creative sales: buy more/repetition), dan juga penduduk nya yang belum menikah menjadi menikah dan memiliki anak (istilah creative sales: akuisisi/acquisition).
Untuk itu pemerintah Singapura melakukan pendekatan-pendekatan yang tidak lagi bersifat pemerintahan, formal dan kaku, tapi pendekatan yang digunakan lebih fun walaupun masih dengan tema edukasi. Uniknya, dalam hal mensukseskan program peningkatan angka kelahiran pemerintah Singapura melakukan program-program menyeluruh, dari tahap meng endorse para single untuk memiliki pasangan (dating service: http://app.sdn.sg), sampai dengan insentif bagi pasangan yang sudah menikah (Baby bonus: www.babybonus.gov.sg). Dan semua program ini di eksekusi dengan detail yang membumi dengan kalangan muda.
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan pemerintah Singapura menurut saya mengadopsi dari marketing populer, bukan lagi bersifat formal dan pemerintahan, dan dilakukan untuk beberapa tujuan yang berbeda namun mengarah pada satu muara: pertumbuhan angka kelahiran, mari kita bahas satu persatu :
1. Awareness / Acquistion
Dalam tahap ini target audience butuh point yang menarik perhatian, so yang dilakukan adalah mendesain sebuah program dan campaign yang memang bisa menarik perhatian dan melibatkan target audience, pemerintah Singapura membuat sebuah program Dating service, yang di dalam nya bukan hanya bisa mendaftar menjadi anggota, tapi juga bisa dilibatkan dalam sesi2 konsultasi, forum dan event-event yang sifatnya fun, seperti: Healthy Hiking, Amazing Race, ataupun seminar2 pengembangan diri (http://app.sdn.sg/Events.aspx)
2. Conversion
Bagi para pasangan yang sudah menikah, dalam rangka National Day, pemerintah Singapura meluncurkan campaign dengan video music yang saya attach di bagian atas artikel ini, dengan tujuan menghimbau kepada kalangan yang sudah menikah untuk “memproduksi” anak, uniknya lagi video tersebut sebagian besar hanya menampilkan “copy” kata2 teks lagu, dengan ilustrasi gambar yang minim, cukup kontras dengan message “let’s make love now” yang biasanya didukung dengan image porno. Selain itu juga disampaikan dalam video tersebut bahwa pasangan yang memiliki anak di Singapura akan mendapatkan tunjangan anak sebesar 4.000 Sing dolars untuk anak pertama dan kedua
3. Repetititon
Bagi pasangan yang sudah memiliki anak, pemerintah Singapura memberikan insentif bertingkat untuk mendorong pasangan di Singapura memilki lebih banyak anak, jika anak pertama dan kedua diberikan insentif tunjangan sebesar 4.000 Sing dollars, maka memiliki anak ke tiga dan keempat akan diberikan tunjangan sebesar 6.000 Sing Dollars, hal ini bisa diakses di situs resmi pemerintas Singapura: http://www.babybonus.gov.sg
Kalo program ini dilaksanakan di Indonesia gimana yah hehe
So.. ada ide unik buat pemerintah Indonesia untuk memperlambat angka kelahiran?
Diolah dai berbagai sumner:
http://www.cbc.ca/news/yourcommunity/2012/08/would-you-have-sex-to-boost-your-countrys-birth-rate.html
http://www.globejotting.com/sex-and-candy-happy-national-night-singapore/
https://www.babybonus.gov.sg/bbss/html/index.html
http://app.sdn.sg/
Sumber gambar: examiner.com
creative sales
No comments:
Post a Comment