Jan 27, 2009

BALADA SINETRON DAN REALITY SHOW


Dua program televisi tersebut pasti sudah tidak asing lagi di telinga penggemarnya. Saya misalnya, walaupun bisa dibilang tidak begitu suka menonton televisi, tapi yah dua program tersebut kadangkala saya tonton juga. Sinetron misalnya, karena malas mengikuti sinetron berseri yang sering tak berujung, saya biasanya hanya menonton beberapa kali saja. Lain halnya dengan sinetron lepasan alias sekali tayang. Saya sih lumayan suka nonton acara yang satu ini, kdang-kadang ada ceritanya yang menarik, walaupun yang norak juga banyak. Bagaimana dengan reality show???Naaaah kalo yang satu ini bisa dibilang saya sangat menggemari, kenapa?yah menarik saja menonton realita kehidupan seseorang. Apalagi sekarang tiap stasiun televisi swasta bisa dibilang punya acara reality show. Temanya pun beragam, ada kisah cinta, kisah tragis, dramatis, dan lain-lain.

Saya sempat melihat di salah satu majalah bisnis, bahwa acara reality show menempati rating tertinggi dari pemirsa dan sinetron hanya terpaut beberapa nomor di bawahnya. Tapi kalau saya perhatikan, sinetron dan reality show punya kesamaan jika dilihat dari segi cerita. Sama-sama menceritakan drama kehidupan hanya saja pengemasannya yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa pemirsa di Indonesia amat sangat menyukai cerita drama kehidupan yang bisa menimbulkan simpati dan memancing emosi. Oya, ada satu lagi acara yang ratingnya bisa dibilang tinggi, yaitu Infotainment. Satu televisi swasta bisa punya beberapa infotainment yang bisa dibilang tayangnya hampir setiap hari. Infotainment juga salah satu drama kehidupan kan?tapi menyoroti kehidupan selebritis yang akhirnya menjadi hiburan. Tragis…kehidupan pibadi seseorang dijadikan hiburan dan menjadi lahan bisnis bagi beberapa pihak yang menggunakan kesempatan itu. (hiperbola dikit ga apa2 ya, hehe).

Seperti yang sudah saya singgung di atas, bahwa sinetron mulai tergeser oleh keberadaan reality show. Beberapa acara reality show yang paling sering ditonton adalah tayangan pemilihan idola melalui televisi. Apalagi kalau acara reality show tersebut dilengkapi para juri/komentator dan host yang betul-betul membuat pemirsa televisi terhibur. Tapi tetap saja ada beberapa hal yang menurut saya bisa dikatakan menjadi factor kenapa reality show dan sinetron menempati rating tertinggi.

1. Menjual unsur “emosi”. Sinetron dan reality show bisa dikatakan tidak lepas dari yang namanya emosi. Kalau kita menonton sinetron, ujung-ujungnya adalah menjadi simpati pada si tokoh utama dan menjadi benci pada si tokoh antagonis. Begitu pula dalam reality show, ada unsur pemancingan emosi disini. Contohnya adalah ajang pemilihan idola yang ditentukan melalui polling sms. Terkadang peserta yang ikut ajang tersebut disorot kehidupannya, seperti misalnya dia itu berasal dari keluarga yang kurang beruntung kemudian ikutan ajang idola dengan bersusuah payah pergi ke Ibukota demi bisa ikut audisi. Nah, hal ini lagi-lagi menimbulkan simpati bagi para pemirsa. Kadang si peserta ajang tidak dilihat dari kualitasnya, tapi dari simpati pemirsa, sehingga polling smsnya paling banyak.

2. Ada kejenuhan pasar. Yang namanya sinetron, sudah pasti ceritanya kalau tidak berbelit-belit, durasinya panjang, tokohnya ditambah dengan karakter baru dan sebagainya. Itu sudah menjadi hal umum apalagi dalam sinetron bersambung, Nah, pemirsa sudah mulai jenuh dengan hal ini. Makanya dikemas sinetron dalam bentuk sekali tayang dan bahkan ada juga reality show yang sudah ada skenarionya seperti layaknya sinetron. Kalau ini sih pintar-pintarnya para produser acara untuk mengemas program dalam bentuk yang lebih menarik walaupun ujung-ujungnya seperti sinetron juga. Kalau sudah begini yang diperlukan apa?kreativitas dong pastinya.

3. Pemasarannya dari mulut ke mulut. Nah, kalau yang ini biasanya ibu-ibu jagoannya. Saya tinggal di daerah perumahan yang rata-rata dihuni oleh ibu-ibu rumah tangga yang kegiatannya dirumah. Mereka ini bisa dibilang pemasar yang hebat. Lagi arisan, seorang aja nyeletuk tentang sinetron atau reality show, wah yang nimpalin bisa dua kali lipatnya. Saya juga sering lho mendapati ibu saya menonton sinetron karena direkomendasikan oleh teman kantornya. Ibu saya adalah seorang wanita karir yang bisa dibilang intensitas nonton TV nya jarang banget. Jadi bisa dibilang pengetahuan akan sinetron dan reality shownya kecil hehe…makanya tumben kalau Ibu saya tiba-tiba pengen nonton sinetron. “Penasaran nih, abis kata temen Mamah, sinetronnya rame banget. Di kantor pada ngomongin sinetron ini. Mamah juga ga mau ketinggalan dong” itu alasannya.

4. Pengemasan acara yang dibuat menarik. Saya pernah menyaksikan acara reality show pemilihan penyanyi anak-anak. Acara ini dipandu oleh host yang sangat menghibur dan karakternya pas dengan anak-anak. Bagian komentar dari juri sangat jauh dari suasana tegang, kadangkala si pembawa acara menyuruh si anak menyanyikan kembali bagian tertentu dari lagu yang sudah dibawakan, kemudian mengajak berduet dengan juri dan mengajak pemirsa untuk berjoget bersama. Atau bentuk sinetron lepas yang menceritakan kehidupan ABG, bertabur bintang-bintang ABG pula dan jalan cerita yang ringan dan mudah diikuti oleh sebagian besar penonton di rumah. Hal-hal ini menjadi daya tarik dan merupakan daya jual acara tersebut. Makanya tidak heran kalau di beberapa sinetron dan reality show kita sering melihat product placement. Misalnya dalam acara reality show pemilihan penyanyi idola,seringkali ada promosi produk tertentu seperti vitamin, makanan ringan, dan sebagainya.

Industri hiburan pun memiliki masa pasang surut, para pelaku dalam industry ini pun berlomba membuat sesuatu yang menarik untuk menarik pemirsanya. Riset pasar sangat membantu dala pembuatan program, untuk memperoleh data apakah program tersebut disukai pemirsa atau tidak. Pembuatan program pasti membutuhkan biaya yang banyak, oleh karena itu kita harus pintar-pintar mengelola perputaran uang. Jangan sampai sudah mengeluarkan biaya besar kemudian programnya malah tidak ditonton oleh pemirsa.

No comments: