Dec 9, 2008

PACKAGING PRODUCT,
PENTING NGGAK PENTING…
YA PENTINGLAH!



“Saya yang ke Jakarta? Emang temanya apaan Mas?”, tanya saya begitu big boss memberitahukan bahwa saya yang akan mewakili Creasionbrand mengikuti seminar yang diadakan oleh sebuah agensi di Jakarta. “Packaging!”, ujar beliau santai. Hhhmmm…sempat terlintas di kepala saya perasaan unextited mendengar tema seminar yang akan saya ikuti tersebut (Well, sebenarnya istilah ‘seminar’-nya itu sih yang bikin saya ilfeel, kenapa panitia tidak bikin istilah lain yang tidak langsung membentuk persepsi ‘boring’ sih?).

Saya berpikir lgi, untuk apa saya mengikuti seminar mengenai packaging ya? Is it worthed enough for me? Ah tapi langsung terngiang rasanya pesan para bos setiap briefing, “Brand Associate itu harus jadi orang paling pinter di kantor, harus tahu banyak tentang banyak hal!”. Yah, terpaksa deh ikut! (Hehee, sebenarnya saya juga ingin tahu sih sebagus apa materi seminarnya). Mengikuti sebuah seminar memang tidak mungkin useless, pengetahuan dan pemikiran saya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan packaging produk jadi semakin berkembang.

Mungkin masih banyak orang yang berpikir kenapa sih perusahaan harus repot-repot mengurusi masalah packaging, yang penting kan kualitas produknya! Yup! Mereka benar, kualitas produk tentu menjadi hal terpenting dari semua hal dalam sebuah produk, tapi jangan pernah beranggapan jika packaging itu hal keseratus yang harus dipikirkan lho! Memangnya mereka pikir kenapa Starbuck menempatkan kopinya di gelas plastic dan kertas selucu itu, dengan pemilihan bahan dan design yang keren, bukannya cukup di gelas plastik biasa saja? Kok mau-maunya Cireng Keraton bikin box sebagus itu untuk cirengnya, kenapa tidak pakai box seperti nasi dus yang biasa saya dapat kalau ada selametan? Cuma cireng getho loookkhh! (*anak gaul mode on! ;p).

Kalau kita bicara jaman penjajahan sih boleh-boleh saja berpikiran kalau semua usaha pembentukan packaging itu tidak worthed. Kalau bicara jaman sekarang sih jangan berani-berani deh! Cireng Keraton, Starbuck, J Co dan banyak perusahaan lain yang ‘serius’ dengan packaging produknya pasti merasakan betul pentingnya sebuah packaging. Terus memang kenapa packaging jadi penting?

1. Persaingan itu kejam!
Yah siapa yang tidak tahu kalau sekarang ini persaingan di dunia bisnis, khususnya retail, semakin tajam? Sebutkan ada berapa banyak merek soft drink, kosmetik, snack, vitamin, sabun, parfum atau kategori produk lain di pasaran? Wah kalau saya sih pasti tidak bisa menjawab dengan tepat. Banyak banget kan! Terus prakteknya berbagai merek itu semua disimpan di satu rak di warung, toko atau supermarket, nah bagaimana merek A bisa lebih menarik dari produk B, C, atau D di mata konsumen? Percaya deh, tidak banyak orang yang punya waktu lebih untuk memperhatikan semua merek tersebut. Biasanya, mata konsumen akan langsung tertuju pada produk yang packagingnya menarik dan beda dari yang lain. Kesan pertama begitu menggoda. Istilah itu 100% benar!

2. ‘Harga diri’ perusahaan dipertaruhkan
Sampai perang urat saya dengan mama ketika kami memutuskan akan menggunakan dus nasi seperti apa untuk selametan wisudaan saya beberapo tahun yang lalu. Saya yang bersikukuh untuk menggunakan dus nasi dari karton seperti biasa saja untuk menghemat, dan mama yang bersikukuh juga untuk menggunakan dus nasi dari bahan sterofoam. “Biar keliatan lebih bagus,Teh! Malu atuh kalau cuma pake dus karton gituh. Nanti diomongin tetangga kaya yang nggak modal! Malu ah!”. –Malu-. Kalau mama saya saja sudah punya pikiran seperti itu, apalagi perusahaan donk? Perusahaan kecil saja banyak yang concern memperhatikan packaging produknya biar kelihatan ‘wah’. Masa perusahaan besar yang punya banyak produk terkenal tapi packaging produknya jelek atau biasa saja? Apa kata duniaaaa?? (*diucapkan seperti iklan pajak di tv-tv yak! ;p)

3. Konsumen makin “belagu”
Selain brand, yang bisa memberikan pride pada konsumen yang membeli produk tersebut ya packaging-nya. Contohnya yang tadi itu, konsumen tidak akan malu menenteng-nenteng kotak Cireng Keraton walau yang dibelinya cuma cireng. Konsumen Mc Donalds tidak merasa ‘ribet’ atau ‘risih’ saat membeli Mc Flurry untuk dimakan sambil dibawa-bawa karena packagingnya. Pertama, packagingnya menarik dan jelas memberitahukan kalau itu adalah produknya Mc. Donalds (gengsi naik kan?). Kedua, packagingnya ‘save’ dengan tutup gelas yang sedikit tertutup (‘aman’ dibawa dan higienis karena meminimalisir debu yang masuk kan?). Itu lah kenyataannya sekarang, orang tidak terlalu masalah lagi jika harus membayar ‘lebih’ asalkan gengsi terjaga, higienis, keren, dan aman. Belagu yah? Ember! Tapi mau gimana lagi? Hehee..!

4. Meninggikan value produk
Balik lagi ke cireng ya (duh lama-lama saya mabok cireng nih, kamu nggak kan! ;p). Ada cireng yang sama yang dimasukkan ke dalam dua box. Box yang satu berbahan art papper 260 gram, berbentuk segi enam bisa dijinjing (seperti box Dunkin Donuts) dengan desain yang keren, box kedua berbahan karton biasa berbentuk kotak seperti dus nasi tanpa desain sama sekali. Nah, menurut kamu cireng di kotak mana yang bisa dihargai mahal dan bergengsi? Box pertama donk pasti? Itu dia, packaging bagaimana pun juga berpengaruh besar terhadap tinggi-rendahnya value sebuah produk. Orang dengan sendirinya membentuk persepsi tersendiri begitu melihat packaging produk. Semakin bagus dan keren packagingnya, semakin tinggi value yang bisa didapatkan produk tersebut.

Naaahh…sekarang kebayang jelas kan seberapa besar peran packaging untuk produk, perusahaan, bahkan konsumen sekalipun. Nampak sepele padahal penting. Kaya panu di kulit deh, kaya sepele tapi penting untuk dibasmi demi penampilan, harga diri, dan kesehatan! (Heheee…kalimat penutup yang garing ya? Abaikan saja! ;p)

3 comments:

Anonymous said...

Kalo menurut gua sih tergantung kategori produknya yah, misalnya nih gua belanja ke carefour produk kebutuhan sehari-hari, let's say pasta gigi, sabun, shampo, facial foam, rasanya sih gua sudah punya prefrensi dan pilihan yang pasti karena ini khan pembelian yang terus berulang, kalaupun tergoda pasti karena iklan bukan karena packagingnya.

Nah untuk kasus snack, nimuman ringan, makanan ringan dan kebutuhan lainnya yang bukan pokok dan cenderung pembelian didasarkan pada pembelian mendadak (spontan) mungkin peran packaging akan sangat penting untuk menarik perhatian seseorang.

Anonymous said...

yah, mau ngga mau packaging memang ngaruh...bisa dibilang itu jadi pertimbangan orang untuk membeli suatu produk. Seperti ibu saya yang suka sekali beli baang yang packagingnya bisa dimanfaatkan...contoh nih...beli keripik kentang yang kemasannya kaleng panjang..biar bisa dijadiin celengan yahhh..inget, rajin menabung itu bagus buat masa depan..hehe..

Anonymous said...

em,, kalau menurut saya sich, gimana tujuan perusahaan mau menempatkan dia sebagai produk di kelas mana. kalau kaya starbuck kan emang pasarnya jelas menengah ke atas, jadi packagingnya emang di buat lebih high class, tapi kalo kaya kopi kapal api yang biasa mah target nya bapak-bapak or menengah ke bawah, yang penting buat mereka mah setau saya rasa bukan kemasannya.