Dec 21, 2017

Bisnis (Berubah/ Mati)

Contoh. 1
Apa berbedaan cara berkomunikasi 2013 dengan 2017 saat ini? Dulu ketika awal membangun bisnis kuliner, twitter masih sangat powerfull sebagai channel komunikasi sampe-sampe sepertinya tidak akan sukses bisnis kita kalo tidak berkomunikasi di twitter, pas per post nya klo pake buzzer bahkan pada masanya bisa mencapai puluhan juta rupiah. 2017? dunia persilatan berubah, Intagram merajai channel komunikasi social media diindustri kuliner jika dapat dikatakan demikian, hampir semua pemain kuliner rasanya sepakat, intagram saat ini salah satu channel media yang paling powerfull untuk membangun bisnis di bidang kuliner.

Contoh. 2
2013, membangun delivery sistem adalah sebuah keharusan, bisa dibayangkan bagaimana ribetnya tuh kalo lagi jual nasgor, pas makan siang yang pesan 30 order, sehingga akhirnya dibatasi wilayah antarnya karena armada tidak cukup, coba nego sama tukang ojek untuk anter makanan di daerahnya, kebanyakan nolak, ga tau juga kenapa mungkin 5.000 or 10 ribu ga menarik buat mang ojek. Sekarang? 100 order juga santai ajah bro, pagi siang malam Gojek siap antar di mana pun dan kapanpun, dunia delivery berubah total, bahkan cara belinyanya berubah total, ga perlu kita sibuk siapin apa2, cukup tunggu abang gojek antar duit ke tempat kita.


Contoh 3.
Beli hotel klo dulu ribet, harus call tour and travel, blom lagi proses bayarnya, harga juga kurang jelas apakah sudah yang terbaik yang kita dapatkan, sekarang dengan satu aps misal seperti Traveloka, jangankan beli hotel, beli pasawat pulsa, tiket nontonpun bisa, tinggal sentuh-sentuh layar hp, pilih-pilih, banding-banding, order masukin nomor kartu kreadit, done. Mau canggihan lagi buka airbnb, bisa pilih mau nginep di mana, info detail, rekomendasi jelas, harga bisa disesuaikan dompet dan tentu tinggal sentuh layar HPP.

Apa kesamaan dari ke 3 cerita di atas? Yah perubahan yang relatif sangat cepat diera bisnis saat ini, setiap hal berubah bahkan setiap hari ada ajah hal-hal baru khususnya yang terkait teknologi muncul. Tiba2 kita dikejutkan dengan bergugurannya Fashion Retail raksasa akibat semakin kuatnya online store dan bergesernya gaya hidup khususnya market milenial.

Tidak ada cara lain dalam bisnis bahwasannya kita harus bisa beradaptasi dengan perubahan, tentu yang paling hebat bahwasannya kita sendirilah yang membuat perubahan tersebut seperti Gojek yg membawa perubahan signifikan dalam urusan antar jemput, delivery dan prilaku belanja.

Nah pertanyaan tentu bagaimana kita bisa beradaptasi agar bisnis yang kita jalankan bisa sustain dan terus berkembang?

1. Keep Update
Sebagai pebisnis wajib hukumnya kita terus update dan belajar, terlalu banyak hal baru yang kadang kita tidak sadari punya impact terhadap bisnis kita pada saatnya. Terus pelajari hal-hal baru atau setidaknya bangun tim yang terus dapat memberikan update dan insight terkait dengan lanskap bisnis kita sehingga kita bisa menyiapkan langkah untuk menyambut perubahaan tersebut, lebih inovatif dan dapat diterima oleh market secara kontinue.

hal baru bisa menjadi peluang besar bagi kita ato ancaman besar bagi kelangsungan bisnis kita sehingga kecepatan informasi (update) menjadi sangat penting untuk kita jadikan sebuah keharusan dikelola secara corporate.

2. Break the Rule
Yah banyak hal baru, cara baru, bahkan hal-hal ini tidak seperti yang kita pahami sehingga sebagai perusahaan kita harus memiliki dan mau untuk terus mendobrak status quo yang ada untuk bisa sejalan dengan perkembangan market. Misal dari hal-hal kecil ajah, acc pekerjaan cukup dilakukan melalui HP non paper, meeting cukup melalui digital meeting, lokasi kerja bisa diberbagai tempat, menghapus hiriarki dalam keputusan dan berbagai hal lain yg dirasa sudah harus di Break dari kebiasaan lama yang mungkin masih menjadi code of condact di dalam perusahaan.

Hal ini bukan perkara mudah nih apalagi jika perusahaan masih banyak di isi oleh orang-orang dari "masa lalu" yang selalu punya prinsip "kalo dulu" hehe, apalagi perusahaan keluarga yang generasi "tua" yang tidak update masih sangat kuat pengaruhnya. Tapi no choise, sometime you should break your rule or die after.

3. Investing on Tech
Dunianya sudah berubah, invest or others will replace you. Masih ingat bagaimana Uber, Gojek dan sekarang mungkin aribnb mendobrak status quo dengan teknologi digital yang membuat kalang kabut pebisnis lama diberbagai negara karena mereka tidak siap untuk menghadapi tipe kompetisi baru yang muncul akibat digital ini.

Karena itu, saat ini suka tidak suka setiap perusahaan dituntut untuk berinvestasi di teknologi baik untuk meningkatkan competency mereka dalam dunia usaha ataupun untuk melakukan antisipasi dan menangkap peluang yang "mungkin" tercipta ke depannya, blom tentu tapi resiko investasinya akan sepadan sebagai innovator tentunya jika apa yang kita prediksi terjadi.

4. Build People 
Since old time until now, mungkin salah satu ilmu bisnis yang selalu "works" bagi perkembangan perusahaan adalah dengan berinvestasi on people. Rekrut orang terbaik merupakan satu hal, tidak banyak yang mampu pada tahap awal tentunya jadi pilihannya adalah berinvestasi pada people yang ada saat ini diperusahaan.

Mahal, yah tentu pasti ada biaya tapi akan lebih mahal klo punya orang-orang yang tidak kompeten yang menjalankan bisnis kita, tapi jaman sekarang dengan banyaknya online training biaya tentu bisa disiasati asal sebagai pemilik usaha kita membuat program terpadu, di kontrol serta di ukur.

So, finally, perubahan itu pasti terjadi suka tidak suka, pilihan kita sebagai pebisnis mau disambut sebagai peluang atau didiamkan begitu saja menjadi ancaman untuk bisnis kita.

Selamat Ngopi, jgn lupa di Warunk Upnormal. 100% Arabica, di roasting dengan mesin probat jerman serta menggunakan beans Specialty kualitas ekspor dan harga terbaik yang diberikan kepada petani. #DukungBrandLokal #GoGlobal 

No comments: