Jul 21, 2009

Let Your Business Through It!


Masih terbayang jelas diingatan saya ketika pertama kali saya datang ke perusahaan yang memanggil saya untuk interview kerja dulu. Sampai di depan ruko saya masih merasa biasa-biasa saja, tapi ketika sampai di depan pintu masuk kantor, saya sempat terhenti, ragu. “Bener nggak ya ini kantornya?”, gumam saya dalam hati. Begitu masuk ke dalam, saya makin ragu saja “Maaan, kantor apaan nih??!”. Hahaa, bayangkan saudara-saudara…Kantor yang berada di lantai 2 tepat di atas toko Circle K, yang untuk kesan kita harus melewati gorong-gorong sempit, dengan luas ruangan hanya sekitar 10 x 5 m² dan karyawan tidak lebih dari 15 orang yang semuanya anak muda! Kalau Mama saya tahu sih pasti saya langsung disuruh pulang tanpa harus diinterview dulu segala!=D (Yah layaknya ibu-ibu pada umumnya, dia sangat menginginkan anaknya kerja di perusahaan besar dan ternama gitu deh!;p)

Lebih dari setahun waktu berlalu dari hari itu, dan lihatlah perusahaan itu seperti apa sekarang. Menempati sebuah rumah luas yang disulap jadi kantor yang sangat nyaman dan full facilities (computer & laptop untuk setiap orang, pastry, ruang tamu, ruang meeting, ruang berkumpul, meja bilyard, dll), ruangan masing-masing untuk setiap divisi, memiliki mobil operasional kantor, dengan karyawan lebih dari 30 orang yang berkualitas tinggi, plus Office Boy dan driver, dan jumlah klien besar yang bertambah hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Hmmm…pertumbuhan bisnis yang sangat pesat jika kita lihat hanya dalam hitungan 1 tahunan. Hebat!

Well, itulah bisnis yang mampu mengembangkan dirinya semaksimal mungkin. Berapa banyak perusahaan yang harus gulung tikar hanya karena pertumbuhan bisnisnya sangaaaat lambat, bahkan nyaris tidak ada? Banyak say! Lha itu banyak PHK dimana-mana, apa sebabnya? Ya mungkin tidak sepenuhnya karena pertumbuhan bisnisnya mandek sih, tapi alasan ini mendominasi fenomena tersebut lho!

Sebelum lebih jauh saya tanya dulu deh, siapa yang tidak merencanakan, mengharapkan dan mengusahakan bisnis yang dimilikinya dapat tumbuh pesat waktu demi waktu? Berani potong kuping deh (eh, serem ah, berani jadi tajir saja! Hehee!;p), setiap pengusaha pasti menginginkan pertumbahan bisnis yang signifikan bagi perusahaannya. Karena pertumbuhan bisnis yang bagus tentu otomatis akan berkolerasi sangatsignifikan juga terhadap peningkatan profit…dan profit pastinya adalah tujuan dari setiap bisnis dimanapun!

Hhmm..lalu kenapa ya ada perusahaan yang mampu mengalami pertumbuhan bisnis yang ok sementara ada juga yang justru mandek dan berujung bangkrut? Layaknya manusia, bisnis juga harus melewati beberapa fase pertumbuhan donk. Nah menutur Larry E. Greiner, ada beberapa fase yang memang biasa dilewati oleh setiap perusahaan untuk peertumbuhan bisnisnya. Dalam Growth Phases of Greiner disebutkan enam fase pertumbuhan dan perkembangan organisasi (dalam hal ini bisnis).

1. Growth through creativity
Perusahaan yang baru merintis bisnisnya pasti mengalami fase ini di awal perjuangannya. Fase ini biasanya ditandai dengan komunikasi yang masih tidak formal, kerja keras dan pendapatan yang rendah. Dengan situasi seperti itu biasanya akan sangat memungkinkan munculnya masalah krisis kepemimpinan. Dibutuhkan sosok pemimpin dengan karakter yang kuat dalam fase ini. Disini pertumbuhan melalui kreativitas menjadi masa yang berkesan bagi para perintisnya. Kreativitas jelaas sangat dibutuhkan untuk dapat tumbuh dan berkembang, Kreatifitas disini jangan hanya disempitkan dengan design, seni dsj ya, tapi diterapkan ke semua hal dalam bisnis tersebut. Contohnya, selain kreatif dalam servis atau produk yang kita keluarkan, perusahaan juga harus kreatif menekan biaya operasional semaksimal mungkin namun dengan profit yang maksimal juga. Maunya! Hehee!

2. Growth through direction
Di fase ini perusahaan biasanya mengalami beberapa hal seperti ini, pertumbuhan yang mulai berkelanjutan, struktur organisasi yang fungsional, adanya akunting yang capable di bidangnya, capital management, budget yang lebih besar, dan standarisasi proses dalam bisnis tersebut. Fase ini bisa saja berakhir dan semua fase selanjutnya terhenti jika terjadi Krisis OtonomiHarus diperhatkan bahwa kata “direction” ini bisa saja memungkinkan timbulnya system “bossy”, sehingga karyawan tidak memiliki “otonomi” dalam melakukan tugasnya dengan cara yang mereka ketahui dengan pasti yang terbaik bagi keberhasilan tugas tersebut. Ini bukan hal yang sepele karena saat karyawan merasa dibatasai atau terlalu diatur oleh system yang tidak sesuai, maka memungkinkan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan terhenti. Disinilah direction yang digunakan harus diusahakan berjalan se-smooth mungkin hingga dapat diterima oleh seluruh pihak yang terlibat. ‘Main cantik’ lah bahasa gaulnya sih!;p

3. Growth through delegation
Fase ketiga ini ditandai dengan karaketeristik perusahaan yang mulai menerapkan desentralisasi struktur organisasi, responsibilitas terhadap operasional dan tingkatan market, profit oriented, insentif keuangan, pengambilan keputusan didasarkan pada review per-periodic, seluruh top management terlibat tanpa pengecualian, dan komunikasi yang digunakan pun sudah formil. Sudah tambah baik kan pertumbuhannya di fase ini, tapi jangan sampai lupa kalau control yang tidak baik akan mampu menghentikan pertumbuhan perusahaan sampai di fase ini saja. Itulah sebabnya di fase ini masalah yang mungkin timbul adalah control yang kurang terhadap operasional bisnis secara keseluruhan. Ya karena banyak mendelegasikan itulah, seharusnya pimpinan memiliki control juga terhadap kinerja delegator tersebut, Jangan sampai jalan di tempat hanya karena salah mendelegasikan ya!

4. Growth through coordination and monitoring
Kalau fase yang satu ini lebih menekankan pada koordinasi dan monitoring. Semakin bertumbuhnya bisnis perusahaan, masalah yang akan muncul pun makin beragam dan kompleks saja. Itulah sebabnya dibutuhkan fase dimana koordinasi dan monitoring yang baik harus diterapkan dengan konsisiten. Fase ini biasanya ditandai dengan adanya formasi grup produk, dilakukan review dari rencana yang telah disetujui, pengeluaran perusahaan yang sangat besar, ROI sudah dapat dihitung (wiih, asik nih!;p), karyawan termotivasi oleh harapan adanya sedikit saja profit sharing, dll. Fase yang sudah bagus untuk pertumbuhan bisnis memang, namun tetap saja tidak boleh lengah karena pasti akan muncul masalah atau krisis yang memungkinkan perusahaan mandek atau bahkan turun level. Duh, semoga nggak terjadi ya!

5. Growth through collaboration
Whiiiiii…sudah sampai di fase ini saja nih! Selamat! Fase ini adalah masa dimana pertumbuhan perusahaan terlihat sangat jelas jika dibandingkan dengan fase awal tadi. Dalam fase ini bisanya juga ditandai dengan munculnya jalan pintas evolusioner yang baru untuk mengembangkan bisnis perusahaan, problem solving dengan acti0n, bukan wacana berlarut-larut, crossing tugas tiap tim, adanya staf support system desentralilasi, mekanisme control yang lebih simple, dilaksanakannya program pendidikan behavior setiap tim, sistyem informasi yang advance, disusunnya insentif tim, dll. Wah, bisa kita lihat ya kalau fase ini oke berat! Sangt menunjukkan pertumbuhan bisnis perusahaan sudah berada di titik hampir maksimal. Hampir lho..! Hehee! Karena lagi-lagi jika perusahaan tidak mampu memanage dengan baik, maka memungkinkan timbulnya krisis pertumbuhan (justru) di internal. Lihat indikasi fase ini? Belum tentu setiap karyawan dan managemen mampu mengikuti semua hal itu dan bisa melewati fase ini dengan baik.

6. Growth through extra-organizational solutions
Sebenarnya Growth Phase ini awalnya berakhir di fase kelima tadi, tapi kemudian Greiner menambahkan satu fase lagi. Fase terakhir ini benar-benar menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis perusahaan sudah sampai di batas tertinggi pertumbuhannya. Hohoo, gaya banget deh!;p Sesuai judulnya, extra-organizational solutions, dalam fase ini dibutuhkan solusi organisasi yang ekstra. Ekstra tinggi, ekstra baik, ekstra maju, ekstra inovatif, ekstra nekat (hehee!), dan ekstra-ekstra yang lainnya. Disini perusahaan muali berani melakukan merger dengan perusahaan lain, bermain dengan saham, membangun networks dengan banyak pihak yang berkepentingan di kemudian hari, dll. Intinya adalah bagaimana menemukan celah kekuatan tertinggi untuk sampai di pertumbuhan bisnis yang semaksimal mungkin, Memang benar kata pepatah yang bilang manusia itu tudak pernah merasa puas! =)

Tidak pernah ada cara instans dan mudah memang untuk mencapai titik tertinggi dalam bisnis. Disadari ataupun tidak, perusahan yang tumbuh instan pun sesungguhnya tetap saja melewati fase-fase di atas. Hanya saja bedanya, ada perusahaan yang paham betul fase-fase ini dan mengikutinya dengan sangat baik sebagai penyempurna pertumbuhannya kelak, ada juga perusahaan yang masa bodo (atau mungkin ‘bodo’ beneran?;p).

Perusahaan yang sempat saya ceritakan di awal tentunya sadar betul fase-fase ini dan menjalaninya dengan sabar. Terilihat kan dalam beberapa tahun bisnisnya mampu mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Yah walaupun jelas belum berada di fase terakhir, namun saya yakin perusahaan itu mampu melewati semua fase dengan sangat baik dan akan tiba di titik pertumbuhan yang diinginkan oleh managemen dan karyawannya. Dengan bangga, saya menyebutnya: kantor saya! =)

No comments: