Aug 16, 2010

Old Tricks That Still Works

Apapun profesi Anda, saat Anda memutuskan untuk menjadi seorang marketer, pastikan Anda gemar dan sering melakukan apa yang disebut dengan observasi.

Kebiasaan hobi meng-observasi saya ini sudah dari kecil. Mungkin karena berada dari latar belakang keluarga yang tidak terlalu dominan dan banyak bicara, maka sebagian besar waktu saya dan keluarga habiskan untuk memperhatikan lingkungan sekitar, termasuk siapapun yang sedang berada di sekitar saya.

Misalnya saat berada di bus, angkutan umum, pesawat terbang, rumah makan, supermarket, sekolah, kelas atau rumah sakit. Di mana saja saya pergi, I do observe. Itulah mengapa hingga kini saya memiliki catatan-catatan kecil yang saya amati sendiri mengenai perilaku konsumen berdasarkan karakteristik mereka masing-masing. Berdasarkan usia, gender, pendidikan, geografis maupun ras.

Maka melalui artikel singkat ini saya akan berbagi some old tricks, terutama dalam detail aktivitas pemasaran yang berwujud dalam strategi aktivasi maupun strategi komunikasi lainnya. Beberapa hal di bawah ini tidak luput dari dasar pemikiran bahwa dalam melakukan pendekatan terhadap suatu kelompok target market (yang biasanya homogen), kita harus memperhatikan perilaku mereka, apa yang membuat mereka tertarik, apa kebutuhan dan peluang yang bisa Anda manfaatkan, kaitannya dengan tujuan aktivitas pemasaran Anda. Hal inilah yang perlu Anda lakukan sebelum Anda menetapkan strategi untuk menjual, lakukan studi terhadap “musuh” Anda yaitu konsumen anda sendiri.. enjoy!

Mothers love their husband, children, and more than that.. loves themselves.

Ibu-ibu, mau di pedesaan, di perkotaan, usia muda, usia tua, punya 1 karakteristik yang sama, mereka suka menyenangkan diri sendiri. Memang benar bahwa sebagian besar waktu yang mereka habiskan pada saat berbelanja adalah untuk beli barang-barang yang pada akhirnya tidak mereka gunakan sendiri. Bisa jadi untuk suami, maupun anak-anak mereka. Namun pendekatan yang menjadi bahan observasi saya selalu berhasil adalah pendekatan pujian. Jika Anda sering memperhatikan iklan-iklan deterjen, bumbu masak, dll iklan-iklan tersebut selalu menempatkan sang ibu sebagai objek dan jagoan. Hal ini pula yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dengan beban yang ditanggung seorang ibu, pujian dan rasa penghargaan harus menjadi nilai utama yang di “deliver” kepada konsumen wanita yang biasa berada di usia 25 tahun ke atas ini. Hal inilah yang juga harus menjadi nilai pertimbangan Anda baik pada saat menyusun konsep kreatif komunikasi maupun skenario Front Liners Anda pada saat melakukan approaching di lapangan. Seperti contoh skenario seorang SPG susu bayi yang saya dengar di salah satu hypermarket ini...

SPG : “Eh cantik banget bayinya (sambil mencubit pipi si bayi, lalu melihat ke arah si ibu) eh ternyata dari ibunya cantiknya.. Bu, apa kabar? Kita dari susu *** lagi ada promo nih bu... bla bla..”

Pujian sekecil apapun bisa membuat perhatian si ibu bergeser dan tidak terlalu fokus ke arah produk, dan sales promotion kita menjadi memiliki beberapa detik kesempatan untuk memberi penjelasan promo produk yang menarik. Dan jangan lupa pujian ini harus dilengkapi dengan promo, karena that another old tricks also works!

Do u still asking what can make men stop for a second even hours?

Betul sekali, apa Anda masih juga bertanya apa yang membuat konsumen pria berhenti untuk mendengarkan penjelasan produk atau melihat iklan (baik iklan bergerak maupun tidak bergerak)? Jika Anda belum tahu jawabannya, Anda tentu kurang melakukan observasi. Jawabannya tentu saja lawan jenisnya yaitu wanita. Wanita yang seperti apa? Tentu tidak perlu ditanya lagi ya, tentu wanita yang cantik, berpenampilan menarik dan smart sebagai nilai tambah (tergantung produk dan target market pria Anda, karakteristik terakhir ini hanya perlu ditambahkan untuk kelompok produk dan target market pria tertentu saja). Namun Anda akan dengan mudah memperhatikan perilaku ini di tempat-tempat pameran atau supermarket. Wanita telah lama menjadi andalan kegiatan activation sebuah produk, dengan berbagai fungsinya. Sebagian besar fungsi mereka adalah “menarik traffic” di mana nantinya akan ada petugas lain yang menjelaskan produk, sedangkan mereka bertugas menjaring orang-orang yang lewat untuk mau berhenti, meluangkan waktu mereka beberapa menit untuk dijelaskan mengenai produk. Hasil observasi saya lainnya adalah pria yang lagi jalan tanpa pasangan mereka lebih sering mudah dijaring, dibandingkan yang sedang berjalan dengan pasangan mereka.

And the last one about the kids..
Kids love sounds, something colorful and dynamic.

Mungkin seperti ayahnya, anak-anak suka yang dinamis (kalau ayahnya suka wanita yang dinamis :D) nah kalau anak-anak suka hal-hal yang dinamis. Hal dinamis dapat berwujud secara audio maupun visual. Dan yang lebih baik lagi adalah kombinasi keduanya. Contoh-contoh attraction bagi anak-anak seringkali lebih mudah kita temui. Seperti stand sebuah susu buah di salah satu hypermarket yang memutar lagu ceria berulang-ulang kali, dapat membuat anak-anak menengok pada saat melewati stand, dan langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah ”do something to attract them”. Lagu yang mereka dengar terus menerus tersebut terngiang-ngiang dan tertanam dalam kepala mereka, itulah yang saya dengar pada saat mereka mengantri di kasir, dan saya mendengar sang anak terus bernyanyi-nyanyi lagu tersebut. Contoh kedua adalah sebuah gua permen yang dibangun oleh Yupi, sebuah brand permen kenyal di Pacific Place, Jakarta. Di atrium utama, mereka membangun sebuah gua dari permen-permen, dengan berbagai mahluk yang bergoyang-goyang (juga terbuat dari Yupi), penggabungan berbagai elemen audio (musik), visual (warna-warni gua) dan wangi yang menarik membaut anak-anak kian terhipnotis.. tidak heran banyak yang merengek orang tuanya untuk dibelikan Yupi, karena syarat untuk bisa masuk gua tersebut adalah memberi paket permen Yupi.

So.. jika Anda sedang mencari-cari apa yang bisa membuat target market Anda mau meluangkan beberapa menit mereka berinteraksi dengan produk Anda, jangan ragu untuk lakukan these old tricks.. tapi saya percaya bahwa masih banyak cara lain, dan bisa dibilang beberapa cara lama ini sedikit membodohi konsumen-konsumen kita, semoga dengan kemampuan Anda berobservasi, Anda dapat menemukan berbagai arahan psikologi manusia lainnya, itulah yang menarik dari bidang pemasaran ini.. it’s not just about science, but also the arts. (Sumber gambar: www.jkayedesigns.com)

1 comment:

Anonymous said...

Nice article. jika kita mau secara tekun melakukan observasi, banyak hal yang bisa dijadikan sumber ide untuk pemasaran.