Nov 11, 2010

Satu Ide, Beragam Warna

Bajak-membajak ide di dunia kreatif, itu sudah biasa. Praktek pembajakan ini tidak hanya di tataran ide, bahkan merambah ke brainware alias si pemilik otak pencetus ide. Ga heran, tingkat turn over karyawan di perusahaan kreatif, melonjak tajam. Contoh nyata, di dunia periklanan. Seorang Art Director atau Copywriter yang menangin award, namanya bakalan melejit. Jadilah, tawaran kerjaan datang dari mana-mana. Walhasil, dalam setahun bisa pindah 2 sampai 3 biro iklan.

Fenomena bajak membajak ide ini, terjadi pula di perusahaan yang dulu saya pernah bekerja di sana, dengan core bisnis penerbitan buku. Suatu waktu, perusahaan membuat katalog edisi 1 tahun yang buat secara serius dengan kemasan lumayan lux. Di cover, terpampang tagline Brand Lokal Rasa Global. Menurut saya pribadi, klise banget, karena sudah banyak yang menggunakan dan sedikit over promise. Tapi, secara eksekusi, keren juga siy...

Beberapa hari kemudian, rekan kerja bilang, ada penerbit buku pesaing yang niru tagline kita. Dipasang di katalog pula, jadi keliatan banget me too-nya. Meski sudah di utak-atik jadi Buku Global Serasa Lokal. Sayangnya, tampilan catalog tersebut, cukup jauh dibawah catalog yang ditiru. Jadilah, saya teringat adagium There is Nothing New Under the Sun. Intinya, ga ada yang baru di dunia ini, termasuk juga ide atau gagasan kreatif. Kalo hari ini kita menemukan sebuah ide brilian di benak kita, jangan kaget kalo suatu hari nemuin ide yang sama muncul dari belahan bumi lain. Ide kita telah dijiplak mentah-mentah? Belum tentu, Bos. Kok bisa ya, ada dua ide yang sama dalam satu waktu? Bisa banget lah. Namanya juga manusia yang serba terbatas. Termasuk kemampuan kreasi imajinasi otak kita.

Untuk menciptakan satu karya kreatif, ide saja, tidak cukup. Perlu keterampilan untuk mengolah ide tersebut menjadi sebuah produk akhir. Satu ide, bisa jadi macem-macem tampilannya. Semua orang bisa saja punya ide yang sama. Tapi, kemampuan masing-masing orang lah yang menentukan hasil akhirnya. Di dunia periiklanan, keterampilan ini biasa disebut crafting. Berbekal pondasi ide cerdas dan finishing dengan craftmanship handal, bakal menelurkan karya iklan yang luar biasa.

Pernah ikut kuliahnya dosen yang membosankan banget sampai kita tertidur pulas di kelas ? Trus, di lain waktu, mendengar isi kuliah yang sama di bawakan dosen favorit dan kita menikmatinya? Satu ide, beda cara penyampaian, ternyata beda juga hasilnya ya.

Jadi, ide boleh sama, tapi sangat mungkin menghasilkan karya yang berbeda. Kalo harus jadi nomor dua, percantik eksekusinya, harus lebih keren dari yang kita tiru. Sudah niru, ancur pula hasil akhirnya? Mending, ke laut aja...

(Sumber Gambar: http://onyeandina.tumblr.com)

1 comment:

mr president said...

tulisan menarik, makasih ;)