Sebuah pertanyaan yang sangat mengelitik muncul ketika salah satu klien saya mempertanyakan “lu repot-repot mengajukan planning yang terencana mengenai internal marketing buat apa sih boo? Toh semua sistem sudah ada baik itu gaji, hak dan tanggung jawab maupun aturan-aturan lainnya yang mengikat” Ha kemudia saya bertanya balik, “ok bos” berapa persen dari karyawan ente yang mau ngasih ide buat pengembangan bisnis perusahaan? Berapa banyak karyawan ente yang pulang kerja lembur tanpa menuntut bayaran? Dan berapa persen dari karyawan ente yang tahu mau kemana perusahaan ini 1, 3, 5 dan 10 tahun kedepan? Gimana tau ga?
Gaji, aturan dan prosedur kerja yang jelas memang merupakan salah satu point penting dalam membangun internal marketing di dalam perusahaan, namun tentu masih ada lagi beberapa hal lagi yang harus dibangun oleh sebuah perusahaan untuk sukses dalam melakukan internal marketing tentunya. Ok sebelum lebih jauh sedang ngobrol apa sih? Apa sih internal marketing itu?. Jika anda melakukan ekternal marketing, hasil yang anda harapkan tentunya penjualan dalam hal ini profit dan mungkin ekuitas merek, namun coba pertanyakan mungkinkan hal ini bisa dilakukan atau berjalan secara konsisten tanpa dukungan internal perusahaan? Yah kemungkinan besar tidak mungkin, karena itulah perusahaan harus memperhatikan pelanggan yang satunya lagi yaitu pelanggan yang ada di dalam perusahaan itu sendiri yaitu karyawannya. Dengan melakukan internal marketing katakanlah “jualan internal” diharapkan kemudian perusahaan dapat mengambil untuk dalam bentuk kualitas kerja yang dapat diandalkan, motivasi kerja yang tinggi, tingkat loyalitas yang tidak diragukan lagi, produktivitas yang tinggi dan sangat produktif yang kesemuanya akan bermuara pada keuntungan financial perusahaan.
Coba sajah bayangkan jika karyawan anda sangat loyal dan memiliki motivasi yang sangat tinggi, ketika ia berhadapan dengan klien perusahaan misalnya tentu saja semangat positif dan melayani akan muncul, keramahan dalam menghadapi klien akan timbul dan pada akhirnya akan membuat klien perusahaan tersebut merasa puas tentunya. Ini akan berbeda sekali bila karyawan perusahaan Anda tidak memiliki motivasi dan semangat kerja, ketika bertemu klien, yang dipasang adalah muka badak, prilakukanya tidak menyenangkan dan ujung-ujungnya klien tersebut kecewa dan hal yang terburuk tentunya tidak ada transaksi. Atau coba bayangkan jika karyawan Anda tidak loyal? Berapa banyak uang yang sudah terbuang mulai dari memasang iklan di koran, memberikan training dan pelatihan produk dan sebagainya dan tiba-tiba ia pindah? Belum lagi knowledge dan rahasia perusahaan yang juga ikut pergi ke pesaing Anda tentunya. Yah tentu banyak sekali contoh seperti ini yang sering Anda jumpai baik itu ketika menjadi klien sebuah perusahaan lain ataupun di dalam perusahaan Anda sendiri.
Lantas bagiamana perusahaan membangun internal marketing sehinggal karyawan-karyawannya kelak memberikan tenaganya dengan kualitas yang baik, memiliki motivasi kerja yang tinggi, lowalitasnya tidak perlu diragukan lagi, tingkat produktivitasnya sangat tinggi dan selalu berusaha memberikan lebih dari target yang ditetapkan? Sulit, betul sekali. Bahkan inilah kesulitan sesungguhnya dalam membangun perusahaan dalam jangka panjang, pada tulisan saya terdahulu soal kepemimpinan saya sedikit banyak pernah membahas ini, bahwa kesulitas terbesar bagi perusahaan dan seorang pemimpin adalah membangun manusia, sangat kompleks dan membutuhkan tenaga dan dana yang tidak sedikit tentunya, namun jika Anda berhasil, hmmm jangan tanya sebesar apapun yang ingin Anda capai bukan sekedar impian lagi tentunya. Untuk membangun internal marketing, sebagaimana ekternal marketing tentunya kita harus memahami terlebih dahulu karakteristik masing-masing segmen karyawan yang ada di dalam sebuah perusahaan sehingga kegiatan internal marketing yang dilakukan dapat fokus pada sasaran yang tepat dengan program yang tepat pulah tentunya. Secara garis besar kita kategorikan terlebih dahulu kebutuhan karyawan secara garis besar, misalnya:
Gaji (Sesuai dengan kualitas kerja dan jenis pekerjaan dan mungkin Lebih baik dari pesaing perusahaan), Pengembangan diri (Program-program pelatihan yang diberikan oleh perusahaan dan kesempatan untuk kedudukan yang lebih tinggi), Lingkungan kerja (Suasana kerja yang kondusif dan Infrastruktur kerja yang memadai dan menunjang serta aturan dan budaya perusahaan yang tepat), Penghargaan kerja/ Bonus (Diberikan sesuai dengan tenaga dan pikiran yang dicurahkan dan diberikan juga dengan pertimbangan diluar job desc seperti ide-ide yang disumbangkan, pekerjaan tambahan), Job description (Diberikan sesuai dengan keahlian yang dimiliki dan Hak dan tanggung jawab tertulis dan terkomunikasi dengan jelas).
Nah dari segmentasi ini kita dapat menciptakan bentuk-bentuk internal marketing yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen, ambil contoh untuk tingkat office Boy, mungkin masalah gaji dan bonus akan sangat memiliki peran penting agar mereka menghasilkan “produk” yang diinginkan oleh perusahaan (Produk dalam hal ini loyalitas, kualitas, produktivitas, dan sebagainya), berbeda tentunya untuk level management, selain gaji dan bonus tentunya yang sangat dominan, hal-hal lain seeprti lingkungan kerja, pengembangan diri untuk menjadi lebih baik, kesempatan untuk memimpin juga sangat penting bagi level ini, cukup banyak perpindahan professional dengan kualitas SDM yang sangat bagus dilatar belakangi oleh masalah-masalah seperti lingkungan kerja, kesempatan untuk berkembangan lebih baik.
Dengan mengetahui karateristik masing-masing segmen ini perusahaan kemudian dapat menyusun program-program internal marketing yang tepat dan terarah sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen tersebut. Dengan kata lain jika disatu segmen katakanlah OB tidak membutuhkan pelatihan kepemimpinan yah ndak perlulah dibuat pelatihan semacam itu untuk membuat mereka merasa bangga, jangan-jangan nanti malah timbul dibenak mereka “ah ini janji-janji palsu doang, mana mungkin kita yang tamatan SMP ini bisa jadi pemimpin” yah walaupun siapa yang tahu nasib hidup seseorang. Daripada seperti itu, lebih baik mereka sering-sering diberi bonus bila kerjanya memenuhi kriteris perusahaan, karena itulah yang mereka butuhkan.
Lantas bagaimana menciptakan kegiatan internal marketing yang tepat, pertama tentu hal yang sudah kita bahas sebelumnya, harus sesuai dengan karateristik dari masing-masing segmen yang ada di dalam perusahaan dan yang kedua yang paling penting adalah internal marketing yang dilakukan harus terukur secara jelas dan transparan sehingga ini akan menjadi effort tersendiri bagi karyawan di dalam perusahaan untuk dapat mencapai hal tersebut. Mengenai apa sajah kegiatannya tentu banyak sekali seperti pelatihan dan training, outing dan sebagainya. Terakhir, yah tentunya selain memberi perusahaanpun harus menuntut, untuk inilah penilaian terhadap kinerja dan performance perusahaan menjadi sangat penting untuk diterapkan. Masalah penilaian kinerja dan performace ini memang memerlukan pembahasan tersendiri dalam penerapannya yang mungkin akan kita bahas dilain waktu, namun satu hal yang penting dalam penerapannya adalah masalah tranparansi pengukuran dan kualitas pengukurnya. Sulit tentunya namun tidak ada salahnya perusahaan Anda memulainya dari sekarang untuk dapat terus tumbuh secara sustain ke depannya. So ini masalah pertumbuhan perusahaan bos, karena itulah gua repot-repot meributkan ini he.....he.
No comments:
Post a Comment