Tapiiii karena saya hanya rakyat biasa dan bukan pengamat politik, maka untuk tulisan saya kali ini tidak akan membahas soal siapa calon pilihan saya dan analisa dan prediksi kedepannya siapa yang akan menang… lah wong saya nda ahli blasss banget kalo ngomongin soal politik hahahaha….. pingin nya membahas yang ringan-ringan saja apa yang dilakukan para brand-brand baik F&B dan industry service memanfaatkan moment Pemilu Presiden kali ini (maklum Pemilu pemilihan Presiden haya terjadi 5 tahun sekali, jadi Pemilu yang kali ini istimewa tentunya).
Seperti yang pernah saya singgung di artikel saya yang lalu (Baca Nih …. Gratis Stabucks) mengenai moment marketing dan persiapan untuk melakukannya, di bahasan kali ini saya masih ingin mengupas sedikit analisa dan kira2 apa saja sih persiapan yang sebaik nya dilakukan untuk memeriahkan moment Pemilu kali ini
1. Planning & forecasting
Nah… ini yang PENTING BINGIT, saya yakin pasti nya semua warga Indonesia paham dan tahu kapan hari dan tanggal pasti nya kita akan mencoblos orang-orang yang akan menjadi nomor satu di negeri ini. Pada saat tanggal mencoblos keluar, jangan ragu-ragu untuk mulai menghitung mundur jam kita, dan juga susun planning yang akan dilakukan menyambut moment pesta demokrasi 5 tahun satu kali ini. Jangan memaksakan untuk melakukan promo hanya karena “brand tetangga sebelah” melakukan promo, cermati dengan benar, klo memang secara forecasting malah hanya akan merugikan, buat apa diikuti?
Ini juga ga kalah penting, bikin promo apapun bentuk nya apakah itu free, discount atau pun bundling, kita tetap harus menghitung HPP yang dikeluarkan, ibarat nya ya hitung dulu dong harga modal nya, jangan sampe kegiatan promo ini akan memberikan dampak sangat buruk yang berkepanjangan.
Promo ga melulu harus gratis juga sih, bisa juga kasih diskon khusus, atau lebih baik lakukan 2 buah promo seperti yang dilakukan Starbucks tahun ini. Mungkin karena “gerah” konsep bagi-bagi kopi nya di ikutin sama banyak brand (baik yang competitor, maupun bukan competitornya), maka tahun ini Starbucks meluncurkan 2 buah promo sekaligus di Pemilu kali ini, pertama: setiap pencoblos yang bisa memperlihatkan jari nya yang telah tercelup tinta akan langsung mendapatkan teh gratis, yang kedua, kita diminta membeli kaos dengan harga 85.000 dan mendapatkan voucher yang bisa ditukarkan dengan 1 gelas kopi ukuran paling kecil (tall), jika datang ke Starbucks dilengkapi dengan kaos & tinta ungu dijari
3. Free is good but, but discount still needed
Siapa juga yang engga suka sama yang namanya gratisan, tapi di Pemilu kali ini banyak juga saya lihat promo2 yang sifatnya diskonan, dan rasanya oke juga untuk dieksekusi. Walaupun konsumen memang pasti lebih suka yang namanya gratisan, tapi yaaa… klo memang secara forecasting keuangan akan memberatkan tidak ada salahnya untuk memberikan promo discount. Discount masih tetap di sukai asalkan cukup signifikan untuk menguragi harga yang ditawarkan.
4. Limited offer
Buat penawaran yang menarik pastinya harus digandengin sama “limited thing” kenapa? Kebayang ga kalo kita bikin promo bagi2 produk gratis tanpa syarat dan selamanya? Saya jamin perusahaan itu cepat atau pun lambat akan gulung tikar. Limited offer disini bisa bermacam-macam bentuknya, bisa pembatasan dari segi waktu (misal dari jam promo ataupun khusus hanya 1 hari ini saja), segi jumlah produk yang akan di free kan (2.000 piring gratis dalam 3 hari), bisa juga dari term & condition (tanda asterisk/bintang kecil yg suka dicantumkan di penawaran). Dengan melakukan penawaran menarik yang terbatas, secara psikologi konsumen “didorong” untuk mempercepat proses pembelian atau pun proses kunjungan ke lokasi untuk mendapatkan produk.
5. Cermati kapan konsumen akan membelanjakan uang nya
Moment Pemilu Presiden 2014 ini cukup unik, jika dicermati, berbarengan dengan 2 tematik besar, yaitu bulan Ramadhan dan Piala Dunia. Jika biasanya promo2 yang bersifat tematik selalu berdiri sendiri masing2, kali ini 3 moment yang berbarengan digelar. So, mungkin saja para brand2 yang hari ini melakukan promo Pemilu memiliki pertimbangan spending power masyarakat yang cukup tinggi, mengingat dekat nya Lebaran (yang artinya karyawan akan mendapatkan tambahan pendapatan yaitu THR). Maka secara psikologis, masyarakat lebih “berani” untuk spending uang nya di promo2 yang sedang ditawarkan, mengingat toh akhir bulan akan mendapatkan tambahan pendapatan
Jadi bagaimana? Sudah coblos no. 1 atau 2? :)
Baca juga Popular Post:
Creative Sales & Brand Consultant
No comments:
Post a Comment