Dec 12, 2007

Noraknya Orang Indonesia

Dalam menyusun sebuah strategi berbisnis, kita diharuskan untuk mempelajari secara mendasar perilaku dan karakteristik masyarakat yang kita targetkan menjadi pihak konsumen. Hal ini sepertinya cukup dilakukan oleh beberapa restoran yang menggunakan konsep baru. Pertama kalinya restoran seafood berkonsep baru ini buka di Metro Marina, Jakarta.

Sebenarnya benar-benar tidak ada yang spesial dibandingkan dengan seafood lain, hanya saja beberapa titik berat “hal aneh” diciptakan sebagai pemicu word of mouth yang timbul di masyarakat. Di antaranya adalah para waiter nya yang menggunakan PDA sebagai alat pencatat dan yang kedua adalah persepsi harga murah yang diciptakan, apabila kita melihat ke daftar menunya memang harganya di bawah standar restoran seafood, tetapi setelah makanannya datang, rasanya ya memang sebanding, dari hal rasa dan porsi memang dengan harga lebih rendah tersebut menjadi masuk akal.

Tetapi yang bisa menjadi keunikan lagi adalah harga minumnya yang rata-rata di bawah 500 perak dan boleh nambah sesukanya. Hari gini ada yang harganya 150 perak.. kapan lagi…… walaupun cuma ternyata cuma karena es the yang boleh nambah-nambah terus, orang jadi lupa bahwa makanannya sedang-sedang saja dan porsi nya nga banyak. Keberhasilannya? Restoran tersebut menjadi pembicaraan banyak orang dan masuk liputan TV. Karena orang Indonesia sangat gemar hal-hal baru alias norak jadi nga gaul kalo nga coba yang lagi pembicaan orang banyak.

Restoran serupa dibuka di kota Bandung dengan brand nama yang berbeda, dengan konsep yang sama percis. Sama seperti di Jakarta, tapi kota Bandung adalah kota yang lebih kecil dan karakter orang nya lebih “ndeso” jadi tingkat ke “norak”an –dalam arti yang positif- jauh lebih besar. Restoran tersebut merap keuntunga di bulan-bulan awal openingnya. Tetapi waktu berjalan tanpa adanya peningkatan inovasi yang berarti, malahan kualitas dirasa menurun, dari perihal servis yang sepertinya tidak support karena terlalu banyaknya pengunjung, serving time yang lama dan suasana restoran yang tidak karuan ramainya membuat orang kurang nyaman dan kembali berpikir mengenai value yang didapatkannya.

Terlebih tersiar kabar bahwa harga beberapa item memang dinaikkan. Jadi seperti apa nasibnya nanti kita lihat saja. Yang jelas, controlling dan inovasi sangat diperlukan terlebih pada saat bran tersebut sedang dibuai oleh kejayaan nya; diferensiasi yang sudah sangat bagus yang dibangun pada awalnya malahan bisa terlupakan sama sekali. Memang terkadang masyarakat –selain norak- juga mudah mengingat yang buruk saja, ya.. begitulah orang Indonesia, seperti saya dan anda!

No comments: